PESTA ADAT RANGGI ASAM
Pesta Adat Desa Ranggi Asam
PESTA ADAT RANGGI ASAM

Khitanan massal di Desa Ranggi Asam dilaksanakan setiap tahun yaitu bertepatan dengan hari libur anak sekolah dimana saat itu anak-anak yang akan dikhitankan tidak terganggu aktifitasnya sebagai murid, karena libur sekolah selama dua minggu bagi anak-anak tersebut sudah sembuh setelah dikhitankan dan pada minggu ke tiga bisa masuk sekolah seperti biasanya.

Tujuan dari pelaksanaan Khitanan Massal ini adalah : 1. Mengikuti petunjuk sunah Rosul , apabila muslim laki-laki yang sudah akhil baligh maka wajib untuk di khitankan (di sunat ) 2. Sebagai pengikat tali silaturahmi antar masyarakat. Masyarakat dapat saling bertemu satu sama lain. Baik masyarakat kecil maupun para pejabat daerah dapat saling bertemu dan bersilaturahmi. 3. Sebagai lambang untuk mempersatukan masyarakat desa Ranggi Asam, baik warga yang tinggal di desa Ranggi maupun warga yang berdomisili pada tempat/ daerah lain agar dapt berkumpul kembali dengan sanak keluarga pada saat acara adat ini dilaksanakan. 4. Melestarikan tradisi budaya local sehingga tetap lestari dengan adat istiadat di kampong Ranggi 5. Menumbuhkembangkan kebudayaan daerah sebagai potensi wisata tradisional yang tak terlupakan agar tetap berkembang dan terus dilaksanakan di setiap tahun.

Acara ini di laksanakan di Desa Ranggi Asam saja. Walaupun seperti itu warga dari desa lain ikut berduyun-duyun berdatangan untuk merayakan atau menyaksikan pelaksanaan dari acara ini . Masyarakat Ranggi Asam sebagai tuan rumah dari pelaksanaan acara ini menyambut setiap tamu yang datang dengan tangan terbuka dan penuh ramah tamah.

Susunan pelaksanaan acara khitanan massal Desa Ranggi Asam Kecamatan Jebus adalah : 1. Pukul 13.00 WIB peserta khitanan berkumpul di masjid, didampingi dengan keluarganya masing-masing 2. 13.20 WIB pembukaan oleh panitia 3. Pertunjukan silat dari sanggar Mempang Ungu Kecamatan Jebus 4. Pembacaan doa 5. Pertunjukan tari dari sanggar Mempang Ungu 6. Sambutan Kades Ranggi Asam 7. Sambutan Kasi PPD Kecamatan Jebus 8. Sambutan ketua DPRD 9. Sambutan Kadin Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangka Barat 10. Sambutan Kepala Kesra Pemrov 11. Foto bersama peserta khitanan bersama dengan para tamu undangan 12. Nganggung 13. Pukul 15.00 prosesi arak-arakan peserta khitanan Sebelum arak-arakan dimulai, semua anak yang dikhitan dikumpulkan di Masjid untuk do’a selamatan, kemudian setelah acara selamatan selesai dilakukan para anak-anak akan berkumpul di persimpangan jalan. Setelah itu tokoh adat setempat mengadakan ritual religi membacakan doa-doa guna menghindari jangan sampai terjadi hal-hal gaib pada diri anak-anak tersebut. Kemudian setelah doa tolak balak dibacakan, maka rombongan arak-arakan berjalan di sepanjang desa sampai ke tempat pemandian diiringi rebana. Sebelum arak-arakan berlangsung, taber dilakukan di air mandi sebagai tolak bala serta untuk kelancaran dan keamanan pada waktu berendam. Arak-arakan bagi laki-laki diarak ke air mandi suci untuk dimandikan sedangkan yang perempuan (bayi perempuan ) diarak kerumah Muhdim ( istilah untuk dukun sunat perempuan ) untuk “diperiksa” terlebih dahulu. Bayi perempuan digendong oleh kerabatnya (neneknya) sedangkan ibu sang bayi mengiringi disampingnya membawa ketiding yang berisi makanan. Sesampainya di rumah Muhdim, masing-masing bayi perempuan dibacakan doa oleh Muhdim. Ibu jari kaki muhdim direndam didalam baskom, kemudian Muhdim membaca doa dan bayi dioles dengan air jeruk limau, selanjutnya mulut bayi diolesi dengan Lepet. Selesai proses “pemeriksaan” dilanjutkan dengan makan bersama yang telah dibawa oleh masing-masing orang tua bayi.

Mandi Suci Setelah sampai di pemandian, anak-anak yang akan dikhitankan diajarkan belajar bagaimana caranya mandi layaknya orang dewasa baik menggunakan handuk maupun memakai kain basahan supaya aurat laki-laki tidak kelihatan sewaktu mandi dan bagaimana caranya menggantikan kain basahan. Lalu anak-anak diperintahkan mandi dengan menceburkan diri ke dalam air, setelah itu seorang dukun memandikan dengan air jeruk nipis yang sudah dibacakan doa agar jauh dari bahaya roh halus yang diduga dapat mengganggu jiwa anak-anak tersebut.

Tapi sebelumnya dukun tadi telah mengantisipasi dikhawatirkan adanya hal mistik yaitu dengan membacakan mantra sambil menancapkan sebilah parang tanpa gagang (parang muting) pada hulu sungai yang dikenal dengan istilah tolak balak.

Acara Khitan Untuk kelancaran acara khitanan massal, para pemuda yang ada di desa Ranggi Asam membentuk suatu badan kepanitiaan, guna terlaksananya acara tersebut segala kegiatan dibantu oleh perangkat desa, anggota BPD dan seluruh masyarakat. Di tahun 2019 ini, anak-anak yang dikhitan berjumlah 17 orang, 14 anak laki-laki dan 3 anak perempuan. Pelaksanaan acara khitanan dilakukan di Balai Desa, dibantu beberapa orang dokter rumah sakit serta para perawat, sehingga kecil kemungkinan terjadi masalah yang tidak diinginkan. Adapun syarat umur untuk anak laki-laki yang dikhitankan harus ganjil tidak boleh genap, sedangkan untuk anak perempuan minimal berumur 2 bulan. Setelah acara khitanan selesai dilaksanakan, untuk acara syukuran ini para orangtua yang punya hajatan membawa makanan dengan menggunakan dulang dan ditutupi menggunakan tudung saji sesuai adat daerah sepintu sedulang, pembacaan doa yang dipimpin oleh bapak penghulu, dan dilanjutkan dengan makan bersama.